Ngabuburit Dari Masa ke Masa
Bulan Ramadhan selalu menghadirkan kenangan yang penuh makna bagi banyak orang. Suasana yang khidmat dan penuh berkah terasa di setiap sudut, mulai dari sahur bersama keluarga, hingga tarawih di masjid yang dipenuhi dengan doa dan tilawah Al-Qur’an. Aroma makanan khas Ramadhan yang menggugah selera turut membangkitkan nostalgia, seperti aroma kue-kue tradisional dan hidangan berbuka yang dinanti-nanti setiap hari. Namun, yang paling mengesankan adalah momen berbagi dengan sesama, baik melalui santunan kepada yang membutuhkan maupun berkumpul bersama dalam silaturahmi yang hangat. Semua itu menciptakan memorabilia yang abadi dalam ingatan, memperkaya ruang kenangan indah di bulan Ramadhan.
Masa Kanak-kanak
Di masa kecil, setiap hari menjelang berbuka puasa selalu menjadi momen yang dinanti-nanti. Salah satu kenangan paling berkesan adalah saat saya dan ayah berangkat ngabuburit naik motor tanpa tujuan tertentu.
Setiap sore menjelang maghrib, setelah kembali dari sekolah, saya selalu tak sabar menunggu waktu berbuka. Namun, sebelum berbuka, tradisi ngabuburit bersama ayah selalu menjadi hal yang istimewa. Ayah, yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, menyempatkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama saya.
Kami akan naik motor tanpa rencana pasti. Terkadang, kami hanya menjelajahi jalanan kota kami, menikmati angin senja yang menyapa wajah kami. Kadang-kadang, kami berhenti di taman kota untuk duduk-duduk sejenak di bangku taman, sambil menyaksikan kehidupan sehari-hari yang berlalu.
Tidak jarang, ayah akan membawa saya ke tempat-tempat yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya. Kami akan berjalan-jalan di pasar tradisional atau menemukan gang-gang kecil yang berakhir di pemukiman warga. Di setiap perjalanan itu, kami berdua selalu menemukan hal-hal baru yang menarik.
Waktu itu terasa begitu berharga. Meskipun hanya sebentar, momen ngabuburit bersama ayah membuat kami menjadi lebih dekat. Kami berbagi tawa, cerita, dan kehangatan dalam setiap perjalanan kami. Dan saat azan maghrib berkumandang, kami pun kembali pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan, siap menyambut waktu berbuka puasa bersama keluarga tercinta. Momen ngabuburit bersama ayah menjadi salah satu kenangan paling indah dalam masa kecil saya.
Masa Remaja
Di masa remaja, ngabuburit adalah saat yang ditunggu-tunggu setelah seharian beraktivitas. Bagi saya, salah satu kegiatan favorit saat ngabuburit adalah menonton anime dan Kamen Rider bersama teman-teman.
Setiap hari menjelang berbuka, setelah menyelesaikan tugas sekolah dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, saya akan berkumpul dengan teman-teman dekat di rumah salah satu dari kami. Kami akan menonton anime favorit kami sambil menunggu waktu berbuka tiba.
Suasana di ruangan menjadi semarak dengan tawa dan teriakan ketika adegan-adegan seru muncul di layar. Kami membahas strategi karakter, teori plot, dan membandingkan kekuatan karakter favorit kami. Setiap episode anime yang kami tonton menjadi pengalaman yang mendebarkan dan penuh dengan emosi.
Tak hanya anime, kami juga tidak pernah melewatkan episode terbaru dari serial Kamen Rider. Kami akan duduk manis di depan layar televisi, terpaku menyaksikan aksi para Kamen Rider dalam melawan kejahatan dan melindungi kebenaran. Setiap adegan pertarungan memompa adrenalin kami, dan kami seringkali ikut bersorak saat Kamen Rider berhasil memenangkan pertarungan.
Ngabuburit sambil menonton anime dan Kamen Rider bukan hanya sekadar mengisi waktu luang, tapi juga menjadi momen berharga untuk bersama-sama menikmati hobi yang sama. Bersama teman-teman, kami membentuk ikatan persahabatan yang kuat, dan setiap ngabuburit menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam masa remaja kami.
Masa Peralihan Remaja-Dewasa
Di masa peralihan dari remaja ke dewasa, ngabuburit menjadi momen untuk menjelajahi minat dan hobi yang semakin berkembang. Bagi saya, salah satu kegiatan ngabuburit yang menyenangkan adalah bermain game PUBG bersama teman-teman.
Setiap hari menjelang waktu berbuka, setelah menjalani rutinitas sekolah atau pekerjaan, saya akan berkumpul di depan layar komputer dengan teman-teman online. Bersama-sama, kami akan memasuki dunia virtual PUBG, sebuah permainan battle royale yang memacu adrenalin dan strategi.
Di dalam permainan, kami membentuk tim yang solid, saling mendukung satu sama lain dalam setiap pertempuran. Kami berkomunikasi melalui headset, memberikan instruksi, dan merencanakan strategi untuk meraih kemenangan. Meskipun hanya sebuah permainan, tetapi kerja sama tim dan koordinasi menjadi kunci kesuksesan.
Setiap pertempuran di PUBG penuh dengan ketegangan dan kejutan. Kami harus berhati-hati dalam setiap langkah, menghindari musuh dan berusaha bertahan hidup sampai akhir. Kadang-kadang, kami berhasil meraih kemenangan, dan kadang-kadang kami harus menerima kekalahan dengan sportif.
Namun, lebih dari sekadar memenangkan permainan, ngabuburit dengan bermain PUBG juga menjadi waktu yang berharga untuk berinteraksi dengan teman-teman. Kami berbagi tawa, canda, dan cerita dalam setiap pertempuran yang kami jalani bersama. Meskipun berada di dunia virtual, namun persahabatan dan kerja sama yang kami bangun terasa nyata dan kuat.
Ngabuburit dengan bermain PUBG bukan hanya sekadar mengisi waktu luang, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat ikatan persahabatan dan menikmati hobi bersama. Di masa peralihan dari remaja ke dewasa, ngabuburit seperti ini menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam perjalanan menuju kedewasaan.
Masa Dewasa
Di masa dewasa, ngabuburit menjadi momen yang lebih tenang dan reflektif. Bagi saya, ngabuburit adalah kesempatan untuk menenangkan pikiran dan mengeksplorasi dunia melalui membaca buku dan menulis.
Setiap hari menjelang berbuka, setelah menjalani rutinitas kerja dan beraktivitas, saya menyempatkan waktu untuk duduk dengan tenang di sudut favorit rumah saya. Saya membuka buku yang sedang saya baca, membiarkan diri saya terhanyut dalam petualangan dan pengetahuan yang ditawarkan oleh halaman-halaman tersebut.
Membaca buku menjadi cara bagi saya untuk melarikan diri dari kesibukan sehari-hari dan menemukan kedamaian dalam diri sendiri. Saya menjelajahi dunia imajinasi, belajar dari pengalaman karakter-karakter dalam buku, dan merenungkan makna yang terkandung dalam setiap kalimat yang saya baca.
Selain membaca, saya juga menemukan kepuasan dalam menulis. Saya mengambil pena dan buku catatan, menuangkan pikiran dan perasaan saya dalam bentuk kata-kata. Saya menulis cerita pendek, puisi, atau sekadar mencatat refleksi dan observasi sehari-hari.
Menulis menjadi cara bagi saya untuk mengungkapkan diri, merenungkan pengalaman hidup, dan memperdalam pemahaman tentang diri sendiri. Setiap kata yang saya tulis membantu saya memahami perjalanan hidup saya dengan lebih baik, dan merangkul kedewasaan dengan penuh pengertian.
Ngabuburit dengan membaca buku dan menulis bukan hanya sekadar mengisi waktu luang, tetapi juga menjadi cara untuk mengisi jiwa dan pikiran dengan inspirasi dan refleksi. Di masa dewasa, ngabuburit seperti ini menjadi momen yang berharga untuk mengembangkan diri dan menemukan kedamaian dalam kesendirian.
Kenangan indah di bulan Ramadhan akan selalu membekas dalam hati dan pikiran setiap individu yang mengalaminya. Meskipun bulan suci ini berlalu dengan cepat, namun pesan damai, kebersamaan, dan ketakwaan yang ditanamkan selama bulan tersebut akan terus membimbing dalam perjalanan hidup. Semoga setiap tahunnya, kita dapat merayakan Ramadhan dengan penuh syukur, menjadikan setiap momen sebagai peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kebaikan dalam berinteraksi dengan sesama.
Sumber : link