Mengapa Orang yang Mengalami Hipotermia Malah Melepaskan Bajunya?
Di daerah lintang tinggi setiap tahunnya terkadang terjadi laporan mengenai kematian seseorang akibat terkena hipotermia. Hipotermia sendiri merupakan fenomena medis di mana tubuh kehilangan suhu secara ekstrim sehingga tidak bisa beroperasi sebagaimana mestinya. Bila tidak ditangani dengan segera sebagian besar kasus hipotermia akan menyebabkan kematian. Bahkan orang-orang yang tidak ditemani saat mengalami hipotermia berpotensi besar untuk meninggal begitu saja karena tak ada yang mampu mengevakuasinya dengan segera.
Namun ada suatu hal unik yang terjadi pada kasus-kasus kematian akibat Hipotermia. Penelitian mencatat bahwa seluruh kasus kematian akibat Hipotermia di dunia memiliki 25% kejadian dimana orang-orang yang mengalami Hipotermia justru melepaskan pakaiannya. Padahal mereka kehilanga suhu tubuh dan merasa sangat dingin, lalu mengapa mereka melepaskan pakaiannya. Penasaran seperti apa penjelasannya?
25% Penemuan kasus akibat hipotermia berakhir menemukan korban yang justru melepaskan pakaiannya. Bahkan bukti-bukti forensik yang berhasil dikumpulkan dari lokasi kejadian tidak menunjukkan tanda-tanda adanya pelaku kedua yang menyebabkan hal tersebut. Lantas mengapa orang yang merasa sangat dingin dan sekarat justru malah melepaskan bajunya dan tidak mencari bala bantuan dengan segera. Hal inilah yang dikenal dalam dunia saintifik sebagai fenomena “Paradoxical Undressing Phenomenon”.
Fenomena ini menyebabkan orang-orang yang mengalami Hipotermia justru malah melepaskan sebagian besar pakaiannya untuk mengatasi permasalahan kedinginan tersebut hingga akhirnya berakhir meninggal. Lantas apa yang menyebabkan hal tersebut? Rupanya orang-orang yang mengalami Hipotermia pada level tertingginya akan merasakan kesalahan interpretasi suhu pada otak. Hal ini dikarenakan suhu dingin tersebut merusak syaraf dan membuat otak menginterpretasikan hal sebaliknya yaitu merasa sangat panas seperti terbakar bara api.
Ketika suhu dingin sudah mencapai batas kewajaran yang tak bisa ditahan oleh permukaan kulit maupun syaraf. Sinyal-sinyal yang salah dikirimkan ke otak menyebabkan interpretasi yang berbeda. Hal inilah yang menyebabkan orang yang terkena hipotermia pada fase akhir akan merasakan sebaliknya. Mereka tidak merasa kedinginan sama sekali. Mereka justru merasakan panas yang luar biasa sehingga membuat mereka ingin segera melepaskan pakaiannya untuk mengatasi hal tersebut.
Akibat kesalahan pengiriman sinyal pada syaraf, orang-orang akhirnya tak bepikir dua kali untuk melepaskan pakaiannya sehingga mereka akan langsung melepaskan pakaian tanpa berpikir panjang. Setelah pakaian dilepaskan suhu tubuh pada akhirnya malah semakin turun secara ekstrim hingga akhirnya memicu kondisi lainnya seperti pembekuan pembuluh darah. Dalam waktu yang singkat setelah korban melepaskan baju, tubuh akan langsung kehilangan sebagian besar suhu dan frostbite mulai merusak seluruh bagian pembuluh darah menyebabkan darah tidak mengalir lalu berujung kepada kematian.
Hal inilah yang dinamakan sebagai Paradoxical Undressing Phenomenon. Setidaknya 1:4 kejadian kematian akibat Hipotermia menunjukkan korban yang melepaskan pakaiannya. Hal ini umum terjadi dan bukan sesuatu hal yang baru. Jadi jika kamu merasa kepanasan dilingkungan bersuhu sangat dingin gejala tersebut menunjukkan kamu sedang terserang hipotermia dan jangan sekali-kali terpikirkan untuk melepaskan seluruh pakaianmu.
Itu dia penjelasannya mengapa terkadang orang yang mengalami hipotermia malah melepaskan pakaiannya. Hal ini umum terjadi dalam dunia medis dan memiliki peluang sebesar 25% untuk terjadi bagi siapapun yang terserang hipotermia. Oleh sebab itulah jika kamu merasakan kepanasan di situasi dingin jangan pernah sekali-kali terpikirkan untuk melepaskan bajumu!