Kelucuan di Balik Kesegaran Kuliner Yogyakarta Soto Pites ini

Informasi

Informasi dan Tips-tips

Dibalik Kesegaran Kuliner Yogyakarta Soto Pites ini Sang Penjualnya Dipanggil Mbah Galak

Dibalik Kesegaran Kuliner Yogyakarta Soto Pites ini Sang Penjualnya Dipanggil Mbah Galak

Segarnya Soto Pites Kuliner Yogyakarta di Pasar Beringharjo dan Cerita Lucu Penjualnya Dipanggil Mbah Galak

Jika Homiers penggemar dengan yang namanya Soto, Yogyakarta juga bisa dipanggil sebagai surganya para pecinta soto loh.. Banyak pilihan soto yang wajib Homiers coba di Kota Pelajar ini, salah satunya adalah Soto Pites Mbah Galak.

Soto yang satu ini Homiers berada di dalam Pasar Beringharjo, tepatnya berada di lantai dasar sisi timur pasar beringharjo. Apakah homiers tau Soto Pites Mbah Galak telah ada sejak tahun 1950-an, Kata Eni Subekti si pengelola warung soto. Awalnya soto ini berjualan dengan cara dipikul dan berkeliling di sekitar pasar Beringharjo. Soto pites sendiri adalah soto daging sapi dan soto ayam dengan kuah bening.

Yang membedakan soto ini dengan soto lainnya apa sih homiers..?? adalah penggunaan cabai rawit yang dipites (dipencet) menggunakan ibu jari.

Karena hal itu Homiers, soto tersebut kemudian dinamai soto pites. Sedang untuk nama mbah Galak, diceritakan oleh Ibu Eni,  sipenjual soto pites sebelum dirinya yang bernama Mbah Sutri orangnya sedikit judes, sehingga para pelanggan menyebutnya Mbah Galak dan ada juga yang menyebutnya Mbah Mrengut.

Rasa Gurih dan segar adalah kesan pertama saat mencicipi soto pites. Kuahnya yang bening dengan aroma rempah khas soto, berpadu pas dengan pedasnya cabai rawit yang dipites. Irisan dagingnya yang empuk memberikan tambahan rasa yang istimewa bagi soto ini. Isi dari soto ini terdiri nasi, tauge, sledri, dan daging. Dan untuk menikmati soto ini disediakan kecap dan jeruk nipis, tetapi tidak ada sambal karena telah dipites.

Sebelum dipites cabainya sendiri direbus terlebih dahulu. Soto ini semakin nikmat saat disantap bersama sejumlah hidangan pendamping yang telah disediakan, seperti tempe goreng, kerupuk kulit, peyek kacang, keripik tempe, sate ayam, dan sate telur puyuh. Setiap harinya warung makan sederhana yang berukuran cukup kecil tersebut buka dari jam 7 pagi hingga paling sore sekitar jam 15.00.

Homiers harus rela antri mendapatkan tempat duduk dan semangkuk soto, Apa lagi saat jam makan siang ataupun sarapan. Biasanya sebelum jam tiga sore kami telah tutup karena dagangan sudah habis.

Satu lagi yang khas dari warung soto ini adalah wedang kolang kaling. Minuman ini sebenarnya cukup familiar buat kita homiers, yakni biji kolang kaling yang diberi sirup berwarna merah.

Yang membuat semakin unik Homiers adalah sirup yang digunakan adalah buatan sendiri.

Sehingga memiliki rasa manis yang pas dan tidak berlebihan. Minuman ini bisa dinikmati secara hangat atupun menggunakan es.

Selain rasa yang nikmat, harga yang murah menjadikan warung soto tersebut selalu ramai diserbu pengunjung.

Untuk seporsi soto daging sapi atau soto daging ayam harganya hanya Rp 8.000 ribu, untuk soto pisah harganya Rp 10.000 ribu.

Sedang wedang kolang-kaling harganya Rp 3000 .

Sumber artikel : tribunnews.com
Dokumentasi foto : jalanjogja.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *